Rabu, 09 Mei 2012

Static Route


PENDAHULUAN

Pada suatu jaringan bisnis berskala besar atau enterprise yang terdiri dari banyak lokasi yang tersebar secara remote, maka komunikasi antar site dengan management routing protocol yang bagus adalah suatu keharusan. Baik static route ataupun dynamic routing haruslah di design sedemikian rupa agar sangat efficient.
Pengertian Static Route
Suatu static route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Disisi lain dynamic routing adalah suatu mekanisme routing dimana pertukaran routing table antar router yang ada pada jaringan dilakukan secara dynamic.
Dalam skala jaringan yang kecil yang mungkin terdiri dari dua atau tiga router saja, pemakaian static route lebih umum dipakai. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah di configure secara manual dan dimaintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya.
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan didalam internetwork yang mana dikonfigure secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigure untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, dimana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entry – suatu entry yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entry yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.
Static route terdiri dari command-command konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. sebuah router hanya akan meneruskan paket hanya kepada subnet-subnet yang ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepada nya – keluar interface dari router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protocolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Gambar berikut adalah contoh diagram agar memudahkan kita memahami bagaimana kita harus memberikan konfigurasi static route kepada router. Pada contoh berikut ini dua buah ping dilakukan untuk melakukan test connectivity IP dari Sydney router kepada router Perth.
Digram router static route
Keuntungan static route:
  • Static route lebih aman disbanding dynamic route
  • Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic.
Kerugian static route :
  • Administrasinya adalah cukup rumit disbanding dynamic routing khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigure secara manual.
  • Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual

LANGKAH PERCOBAAN
1. Buat desain seperti ini dan atur masing-masing device menggunakan addressing table.
2. Pada router, masuk ke global configuration mode dan konfigurasi basic global configurations. keemudian konfigurasi console dan virtual terminal line password pada setiap router. Gunakan perintah sebagai berikut.
3. Klik R1 kemudian masukkan perintah ini.
R1# debug ip routing. 
4. Masuk ke konfigurasi interface mode pada R1,lalu ketikkan perintah di bawah ini.
R1#configure terminal
R1(config)#interface fastethernet 0/0
 
R1(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0
5. Masuk ke konfigurasi interface mode R1 pada interface yang terkoneksi pada R2.
R1#configure terminal 
R1(config)# interface serial 0/0/0
R1(config-if)# ip address 172.16.2.1 255.255.255.0
 
R1(config-if)# clock rate 64000
6. Klik R2 kemudian masukkan perintah ini.
R2#debug ip routing 
7. Masuk ke konfigurasi interface mode R2 pada interface yang terkoneksi pada R1.
R2#configure terminal 
R2(config)# interface serial 0/0/0
R2(config-if)# ip address 172.16.2.2 255.255.255.0 

R2(config-if)# clock rate 64000
8. Matikan debug pada router 1 dan router 2 dengan menggunakan perintah ini.
R1#no debug ip routing
9. Konfigurasi Static Route dengan “next-hop” address pada R3.
R3(config)# ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 192.168.1.2 
10. Pada router R2, konfigurasi static route untuk menjangkau jaringan 192.168.2.0
R2(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.0
11. Konfigurasi static route menggunakan Exit Interface.
R3(config)#ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 serial0/0/1 
12. Pada router R2, konfigurasi static route menggunakan jaringan 172.16.3.0 di interface serial 0/0/0 pada router R2 sebagai Exit Interface.
R2(config)# ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 serial0/0/0 
13. Konfigurasi default static route menggunakan perintah dibawah ini.
R1(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.2.2 
14. Terakhir lakukan PING pada setiap PC.

Rabu, 02 Mei 2012

Router


Dynamic Routing



Dynamic Routing Protocol adalah Routing protokol yang memungkinkan network admin untuk mensetup jaringan tanpa harus mengupdate konten dari routing table secara manual bila terjadi perubahan. Berbeda dengan static routing yang mengharuskan admin untuk merubah route atau memasukkan command secara manual di router tiap kali terjadi perubahan jalur. Dynamic routing protocol mengkalkulasi metic yang terdapat pada satu atau lebih jalur secara automatis dengan algoritma yang dimilikinya


Static Routing
Rute Statik adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP “internetwork”.
Pentingnya Rute Statik
Rute Statik menjadi sangat penting jika software IOC Cisco tidak bisa membentuk sebuah rute ke tujuan tertentu. Rute Statik juga sangat berguna untuk membuat “gateway” untuk semua paket yang tidak bisa di”routing”.(default route).
“Stub Network”
Rute Statik, umumnya digunakan untuk jalur/path dari jaringan ke sebuah “stub network” (jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain).
staticroute1.gif
Sebuah “stub network’ (kadang di sebut “leaf node”) adalah jaringan yang hanya dapat diakses melalui satu rute. Seringkali, rute statik digunakan sebagai jalan satu-satunya untuk keluar masuk jaringan Stub.

  • Direcly Routing

     Gambar Topologi




    Ok, First buat jaringan di atas dengan packet tracer
    Next, liat warna pada port router. warna merah ?? itu artinya pro tsb shutdown(koid). trus ?? ya lo nyalain dong... caranya ?? nih gua kasih commandnya.

    Pada R1
    R1>enable
    R1#configure terminal
    R1(config)#interface FastEthernet 0/0
    R1(config-if)#no shutdown
    R1(config-if)#interface Serial 0/0/0
    R1(config-if)#no shutdown
    R1(config-if)#endUlangin cara di atas pada R2

    Next, kita cek koneksi.
    PC1 pasti bisa ping ke R1
    PC2 pasti bisa ping ke R2
    Nah kalo dari PC1 ping ke PC2 mau nggak ??
    ok kita tes aja...


    Looks like it's failed....
    Kesimpulannya metode Directly Routing hanya bisa di berfungsi jika jaringan yang digunakan sama (satu).
  • Dynamic Routing

    Gambar Topologi



    First, Buat Jaringan berdasarkan topologi di atas
    Next, Configurasi RIP pada R3 dan R4

    ~Setting RIP R3
    R2>enable
    R2#configure terminal
    R2(config)#router RIP
    R2(config-router)#network 192.168.2.0
    R2(config-router)#network 192.168.3.0
    R2(config-router)#network 192.168.7.0
    R2(config-router)#end

    ~Setting RIP R4
    R4>enable
    R4#configure terminal
    R4(config)#router RIP
    R4(config-router)#network 192.168.5.0
    R4(config-router)#network 192.168.6.0
    R4(config-router)#network 192.168.7.0
    R4(config-router)#end

    Agar R2 bisa mencapai jaringan R1 maka di perlukan adanya Static Route

    ~Setting Static Route pada R2
    R2>enable
    R2#configure terminal
    R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/0
    R2(config)#end

    Cek ping dari R3 ke PC1
  • Static Routing

    Gambar Topologi


    Pertama, Setting Static Route pada R3

    R3>enable
    R3#configure terminal
    R3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.3.1
    R3(config)#end

    test ping dari R3 ke PC1


    gagal ya, itu karena tidak ada route pada R1 untuk sampai ke R3
    untuk itu kita konfigurasi lagi R1 agar bisa sampai ke R3

    R1>enable
    R1#configure terminal
    R1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/1
    R1(config)#end

    cek ping lagi dari R3 ke PC1

    masih gagal juga :( , ternyata masih tidak ada route pada R2 untuk sampai ke jaringan R1 jadi setting lagi R2nya.

    R2>enable
    R2#configure terminal
    R2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/0
    R2(config)#end

    cek sekali lagi, ping R3 ke PC1


    kali ini berhasil kan.
    itu karena jalur route dari R3 ke PC1 telah di atur menjadi Static routing.