Dynamic Routing
Dynamic Routing Protocol adalah Routing protokol yang memungkinkan network admin untuk mensetup jaringan tanpa harus mengupdate konten dari routing table secara manual bila terjadi perubahan. Berbeda dengan static routing yang mengharuskan admin untuk merubah route atau memasukkan command secara manual di router tiap kali terjadi perubahan jalur. Dynamic routing protocol mengkalkulasi metic yang terdapat pada satu atau lebih jalur secara automatis dengan algoritma yang dimilikinya
Static Routing
Rute Statik adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP “internetwork”.
Pentingnya Rute Statik
Rute Statik menjadi sangat penting jika software IOC Cisco tidak bisa membentuk sebuah rute ke tujuan tertentu. Rute Statik juga sangat berguna untuk membuat “gateway” untuk semua paket yang tidak bisa di”routing”.(default route).
“Stub Network”
Rute Statik, umumnya digunakan untuk jalur/path dari jaringan ke sebuah “stub network” (jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain).

Sebuah “stub network’ (kadang di sebut “leaf node”) adalah jaringan yang hanya dapat diakses melalui satu rute. Seringkali, rute statik digunakan sebagai jalan satu-satunya untuk keluar masuk jaringan Stub.
- Direcly Routing
Gambar Topologi
Ok, First buat jaringan di atas dengan packet tracer
Next, liat warna pada port router. warna merah ?? itu artinya pro tsb shutdown(koid). trus ?? ya lo nyalain dong... caranya ?? nih gua kasih commandnya.
Pada R1
R1>enable
R1#configure terminal
R1(config)#interface FastEthernet 0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#interface Serial 0/0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#endUlangin cara di atas pada R2
Next, kita cek koneksi.
PC1 pasti bisa ping ke R1
PC2 pasti bisa ping ke R2
Nah kalo dari PC1 ping ke PC2 mau nggak ??
ok kita tes aja...
Looks like it's failed....
Kesimpulannya metode Directly Routing hanya bisa di berfungsi jika jaringan yang digunakan sama (satu). - Dynamic Routing
Gambar Topologi
First, Buat Jaringan berdasarkan topologi di atas
Next, Configurasi RIP pada R3 dan R4
~Setting RIP R3
R2>enable
R2#configure terminal
R2(config)#router RIP
R2(config-router)#network 192.168.2.0
R2(config-router)#network 192.168.3.0
R2(config-router)#network 192.168.7.0
R2(config-router)#end
~Setting RIP R4
R4>enable
R4#configure terminal
R4(config)#router RIP
R4(config-router)#network 192.168.5.0
R4(config-router)#network 192.168.6.0
R4(config-router)#network 192.168.7.0
R4(config-router)#end
Agar R2 bisa mencapai jaringan R1 maka di perlukan adanya Static Route
~Setting Static Route pada R2
R2>enable
R2#configure terminal
R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/0
R2(config)#end
Cek ping dari R3 ke PC1 - Static Routing
Gambar Topologi
Pertama, Setting Static Route pada R3
R3>enable
R3#configure terminal
R3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.3.1
R3(config)#end
test ping dari R3 ke PC1
gagal ya, itu karena tidak ada route pada R1 untuk sampai ke R3
untuk itu kita konfigurasi lagi R1 agar bisa sampai ke R3
R1>enable
R1#configure terminal
R1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/1
R1(config)#end
cek ping lagi dari R3 ke PC1
masih gagal juga :( , ternyata masih tidak ada route pada R2 untuk sampai ke jaringan R1 jadi setting lagi R2nya.
R2>enable
R2#configure terminal
R2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/0
R2(config)#end
cek sekali lagi, ping R3 ke PC1
kali ini berhasil kan.
itu karena jalur route dari R3 ke PC1 telah di atur menjadi Static routing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar